Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2011

ANGGREK nya KAHITNA

Tulisan ini saya buat tadi siang, pada jam saat orang-orang beristirahat. Ditulis cepat dan tiba-tiba. Pertanyaan itu muncul hanya berselang beberapa saat ketika tulisan saya tentang Anggrek Indonesia muncul di time line/highlight berita kompas.com dan juga diupdate oleh  kompasiana.com. Ketika membuka akun fb, saya telat tahu kalau ada mention untuk saya. Mention disertai sebuah gambar bunga Anggrek. Lewat gambar tersebut beliau menanyakan nama Anggrek yang sedang mekar tersebut. Lalu saya jawab dengan sedikit penjelasan. Rupanya Anggrek itu termasuk dalam keluarga Dendrobium. Namun bukan native melainkan anggrek hibrida dan silangan. Kenapa silangan ??. Melihat foto bunganya saja sudah jelas itu adalah hasil pemuliaan. Lagipula jenis yang semacam itu memang banyak di pasaran sekaligus digemari karena selain indah bunganya juga relatif mudah perawatannya di banding jenis Anggrek lain.                                                               Lebih Dari Sekedar Cantik Lantas

BAHAGIA di Jakarta, Merayakan CINTA di Bandung..masih ingin SELINGKUH ?

Bisa jadi tak banyak yang mengerti apa maksud di balik judul buku kumpulan cerpen KAHITNA “Di Antara Kebahagiaan, Cinta dan Perselingkuhan” . Secara tekstual judul itu memang memberikan penegasan bahwa dalam dunia bernama cinta selalu ada dua cerita dan keduanya tak bisa dipisahkan, meski salah satunya dapat dihindari. Bahwa dalam cinta ada keindahan yang menghadirkan KEBAHAGIAAN. Cinta pula yang sering menghadirkan kesedihan dan lara. Sedih dan lara yang sering kali terjadi karena sebuah permainan dalam cinta yang bernama PERSELINGKUHAN. Tapi bagi KAHITNA sendiri, judul itu rupanya menjadi cara mereka menyampaikan "pesan diam-diam" kepada para pecintanya. KAHITNA 15 September lalu memasang label KEBAHAGIAA N dalam konser 25 Tahun Cerita Cinta. Bukan tanpa alasan rasanya, hari itu tanggal 15 September memang menjadi puncak perayaan hari jadi mereka yang ke 25. Malam itu pula mereka berbagi KEBAHAGIAAN dengan para pecintanya. Lalu saat konser usai banyak yang menerka apakah

Buku Program Konser 25 Tahun Cerita Cinta KAHITNA

Konser 25 Tahun Cerita Cinta KAHITNA yang usai digelar 15 September lalu meninggalkan banyak cerita indah. Ribuan penonton yang hadir tak cuma disuguhi lagu-lagu cinta dengan aransemen musik dan vokal yang prima dari KAHITNA, namun juga mendapat oleh-oleh lain berupa cendera mata berbentuk buku program konser yang istimewa. Buku itu tak hanya menceritakan  sejarah KAHITNA  secara singkat namun juga berbagai persiapan dan perjalanan menuju konser 25 tahun dalam bentuk foto-foto ekslusif.  Buku yang tidak diperjualbelikan ini ternyata menarik perhatian mereka yang tidak datang ke konser tersebut. Bagaimana isi buku itu ?. Inilah foto-foto dari buku setebal 23 halaman (termasuk cover) tersebut.                                                                                cover depan                                                                     cover belakang                                                                      halaman 2 & 3                                

Apalah Arti Menunggu

Kembali. Untuk ke sekian kalinya Gadis berada di meja itu. Pukul 23.00. Yang kosong bukan hanya mejanya, tapi seisi kafe itu juga. Hanya terlihat Gadis dan beberapa pelayan di sana yang tengah sibuk membereskan meja. Kafe memang baru akan tutup jam 1 nanti, tapi biasanya jam 12 tempat itu sudah sepi. Dan malam ini malah di luar kebiasaan, selepas Isya tadi malam pengunjung yang datang tak sebanyak biasanya.  Seperti waktu-waktu lalu, Gadis memilih meja yang sama, tepat di sudut ruang, dari pintu masuk langsung banting langkah ke kanan, lurus, mentok, paling pojok. Meja itu adalah tempat yang sama seperti 3 tahun lalu ketika pertama kali mereka datang bersama . Mereka ?.  Benar – benar diluar kebiasaan. Kafe menjadi ramai menjelang pukul 12 malam, satu per satu orang datang. Ada yang benar-benar datang sendiri. Ada juga yang berpasangan, laki-laki dan perempuan, laki-laki dengan laki-laki, atau perempuan dengan sesamanya. Tapi lebih banyak yang datang berombongan, empat hingga lima

Pertemuan Dua Hati

Melihat dunia luar, apalagi melintasi samudera untuk sejenak menikmati kehidupan di negeri orang, bagi kebanyakan orang mungkin sudah menjadi hal yang biasa. Sudah banyak orang Indonesia yang kesehariannya bolak-balik tanah air dan negeri orang. Sebagian karena alasan bisnis, pekerjaan dan banyak juga yang untuk menempuh studi. Tapi bagi orang desa seperti saya, hal itu bisa jadi kesempatan yang luar biasa. Apalagi kalau sudah pakai embel-embel “gratis”. Tapi ketika menulis ini, saya justru baru melepas kesempatan itu. Saat kalimat pertama tulisan ini selesai, saya baru saja membatalkan keberangkatan saya ke negeri jiran Singapura untuk mengikuti sebuah konfrensi sekaligus melakukan liputan untuk sebuah magazine. Saat ajakan dan undangan itu datang bulan lalu, saya sungguh senang. Apalagi saat tahu semua akomodasi, tiket pesawat dan penginapan telah ditanggung. Mereka hanya meminta saya segera melakukan konfirmasi kesediaan saya. Tapi seperti lirik lagu KAHITNA : “ sedetik kutarik