Langsung ke konten utama

Ini Anggrek ku, Anggrek mu, ANGGREK INDONESIA. (satu)

Anggrek Indonesia memang cantik Parah. Tapi sayang nasib  dan popularitasnya di kalangan anak muda Indonesia juga Parah.

Bagi saya Pemuda Indonesia WAJIB Kenal Anggrek Indonesia. Tak cukup malah, Pemuda Indonesia HARUS Cinta Anggrek Indonesia. Mari kita kenali Anggrek Indonesia lebih dalam.

Berikut ini adalah sebagian kecil dari 3000-4000 spesies Anggrek yang dimiliki alam Indonesia. Seluruh foto dalam tulisan ini merupakan karya saya sendiri, dan mungkin nanti akan saya tampilkan karya teman-teman BiOSC UGM yang telah 4 tahun bersama menjelajahi beberapa kawasan alam Yogyakarta. Dan anggrek-anggrek ini tidak hanya dijumpai di alam Yogyakarta. Oleh karena itu kenalilah siapa tahu dia bersembunyi dengan cantik di sekitarmu.

Untuk membantu memahami, nama Anggrek disini ditulis beserta nama author-nya. Author adalah peneliti atau orang yang pertama kali berhasil menemukan, mendeskripsikan dan memberi nama dengan benar sesuai Kode Internasional Botani untuk anggrek tersebut. Dua kata pertama yang dicetak miring adalah nama spesies Anggrek, sementara nama di belakang yang tidak dicetak miring adalah nama author. Nama author perlu diketahui karena dalam tata cara penulisan nama ilmiah tumbuhan bukan hanya nama spesies yang dibutuhkan, tapi  perlu dilengkapi nama author dan kadang juga tahun penerimaan nama itu.

Inilah sebagian makhluk cantik titipan Tuhan kepada bumi Indonesia :

1.    Spathoglottis plicata Blume.
Ketika melihat bunga ini orang mungkin akan mudah teringat pada jalanan yang sering dilalui atau malah halaman rumah sendiri. Spathoglottis plicata diberi nama lokal yang bermacam-macam di tiap daerah. Salah satunya dikenal dengan sebutan Anggrek Antel-antel. Anggrek ini memang banyak dijumpai di taman-taman kota atau pot-pot pembatas jalan di tengah kota. Anggrek ini juga telah lama menjadi tanaman hias di rumah-rumah karena perawatannya yang relatif mudah, warna bunganya yang cantik dan jumlah kuntum bunganya yang banyak (rata-rata 5 kuntum mekar per tandan). 

Anggrek ini tumbuh baik di habitat yang tidak terlalu teduh karena pada dasarnya anggrek ini memerlukan banyak sinar matahari. Di alam anggrek ini tumbuh di tanah atau menempel di tebing-tebing berbatu. Ukuran tubuh dan bunganya dapat bervariasi tergantung faktor lingkungan. Demikian juga dengan tingkat kecerahan warna bunganya. Kadang kita menjumpai warna bunganya yang mendekati merah muda namun adakalanya di tempat lain mendekati ungu.

Di Yogyakarta Anggrek ini dijumpai di beberapa kawasan alam salah satunya di Pegunungan Menoreh, Kulon Progo.

2.    Coelogyne speciosa (Blume) Lindl.
Inilah anggrek favorit saya dan menurut saya salah satu anggrek tercantik yang pernah saya temui langsung di alam. Spesial bagi saya karena inilah Anggrek pertama yang saya jumpai di alam Yogyakarta di mana saya bisa mengenali sekaligus “menebak” namanya. Saya suka dengan mereka yang menyebut anggrek ini dengan Anggrek Bibir Berbulu. Lihat saja bagian perhiasan yang di tengah dan berwarna coklat – putih, jika dicermati kita akan menjumpai struktur seperti bulu yang memenuhi bagian itu.

Coelogyne speciosa mempunyai bunga dengan diameter mekar hingga 5 cm. Namun jumlah kuntum mekar dalam satu tandan tak pernah lebih dari 2, bahkan sering hanya dijumpai satu bunga mekar. Berbeda dengan Spatoglottis plicata, anggrek ini tumbuh menempel pada pohon lain (epifit) . Kadang juga dijumpai menempel di tebing batu berlumut. Secara umum habitat anggrek ini adalah di tempat-tempat dengan banyak pohon besar berkanopi teduh. Di Yogyakarta anggrek ini bisa dijumpai di Pegunungan Menoreh dan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM).

3.    Eria retusa (Blume) Rchb.f.
Waktu pertama mendengar namanya saya berpendapat tepat jika ada orang yang mengadopsi nama ini untuk anak perempuannya. Sangat cantik. Tapi sayang kecantikan bunga Eria retusa kurang dapat dinikmati karena ini adalah salah satu anggrek terkecil dan hanya mekar dalam waktu singkat. Diameter bunganya hanya sekitar 1 cm. Itupun tumbuh dalam tandan yang terdiri dari 12-16 kuntum bunga.

Eria retusa tumbuh menempel di berbagai pohon dengan ukuran sedang seperti nangka. Meski sangat kecil anggrek ini mudah dilihat karena biasanya menempel pada ketinggian batang yang masih terjangkau oleh tangan dan mata kita.

Di Yogyakarta saya menjumpainya di beberapa kawasan alam di Kulonprogo, Sleman hingga Gunung Kidul.

4.    Dendrobium crumenatum Swartz.
Jika merasa asing dengan nama di atas, saya yakin teman-teman akan segera meralat perasaan asing itu saat saya sebutkan nama lokal anggrek ini adalah Anggrek Merpati. Yap !!. Benar sekali. Inilah anggrek kosmopolit artinya dijumpai tumbuh di banyak tempat & daerah. Dan bisa jadi telah lama ada di halaman rumah teman-teman. 

Anggrek dengan kuntum bunga sangat banyak (bisa mencapai 15 kuntum mekar per tandan) ini memang salah satu anggrek paling populer di mata masyarakat Indonesia. Di wilayah pedesaan hingga kota anggrek ini mudah dijumpai baik di halam rumah, kawasan alam maupun jalur hijau di pinggir jalan raya.

Anggrek merpati banyak tumbuh menempel di pohon. Tetapi  di alam anggrek ini kadang menempel di bebatuan besar. Saat mekar bunga ini mengeluarkan aroma yang cukup harum dan sering dijumpai semut berkeliling di perhiasan bunganya. Meski boleh dikata tak memiliki nilai jual, anggrek ini justru sedang banyak diteliti (setidaknya di kampus saya) karena diyakini mengandung senyawa yang berpotensi dalam beberapa pengobatan.

bersambung.... 

(saya bisa disapa di twitter @_hendrawardhana dan facebook http://www.facebook.com/hendrasoulmate)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MILO CUBE, Cukup Dibeli Sekali Kemudian Lupakan

Alkisah, gara-gara “salah pergaulan" saya dibuat penasaran dengan Milo Cube. Akhirnya saya ikutan-ikutan membeli Milo bentuk kekinian tersebut.   Milo Cube (dok. pri). Oleh karena agak sulit menemukannya di swalayan dan supermarket, saya memesannya melalui sebuah marketplace online . Di berbagai toko online Milo Cube dijual dengan harga bervariasi untuk varian isi 50 cube dan 100 cube. Varian yang berisi 100 cube yang saya beli rentang harganya Rp65.000-85.000.   Pada hari ketiga setelah memesan, Milo Cube akhirnya tiba di tangan saya. Saat membuka bungkusnya saya langsung berjumpa dengan 100 kotak mungil dengan bungkus kertas hijau bertuliskan “MILO” dan “ENERGY CUBE”. Ukurannya benar-benar kecil. Satu cube beratnya hanya 2,75 gram, sehingga totalnya 275 gram.   Milo Cube yang sedang digandrungi saat ini (dok. pri). "Milo Kotak", begitu kira-kira terjemahan bebas Milo Cube (dok. pri). Tiba saatnya unboxing . Milo Cube ini berupa bubu

Sewa iPhone untuk Gaya, Jaminannya KTP dan Ijazah

Beberapa waktu lalu saya dibuat heran dengan halaman explore instagram saya yang tiba-tiba menampilkan secara berulang iklan penawaran sewa iPhone. Padahal saya bukan pengguna iPhone. Bukan seorang maniak ponsel, tidak mengikuti akun seputar gadget, dan bukan pembaca rutin konten teknologi. iPhone (engadget.com). Kemungkinan ada beberapa teman saya di instagram yang memiliki ketertarikan pada iPhone sehingga algoritma media sosial ini membawa saya ke konten serupa. Mungkin juga karena akhir-akhir ini saya mencari informasi tentang baterai macbook. Saya memang hendak mengganti baterai macbook yang sudah menurun performanya. Histori itulah yang kemungkinan besar membawa konten-konten tentang perangkat Apple seperti iphone dan sewa iPhone ke halaman explore instagram saya. Sebuah ketidaksengajaan yang akhirnya mengundang rasa penasaran. Mulai dari Rp20.000 Di instagram saya menemukan beberapa akun toko penjual dan tempat servis smartphone yang melayani sewa iPhone. Foto beberapa pelanggan

Berjuta Rasanya, tak seperti judulnya

“..bagaimana caranya kau akan melanjutkan hidupmu, jika ternyata kau adalah pilihan kedua atau berikutnya bagi orang pilihan pertamamu..” 14 Mei lalu saya mengunjungi toko buku langganan di daerah Gejayan, Yogyakarta. Setiba di sana hal yang pertama saya cari adalah majalah musik Rolling Stone terbaru. Namun setelah hampir lima belas menit mencarinya di bagian majalah saya tak kunjung mendapatinya. Akhirnya saya memutuskan untuk berjalan-jalan menyusuri puluhan meja dan rak lainnya. Jelang malam saya membuka tas dan mengeluarkan sebuah buku dari sana. Bersampul depan putih dengan hiasan pohon berdaun “jantung”. Sampul belakang berwarna ungu dengan beberapa tulisan testimoni dari sejumlah orang. Kembali ke sampul depan, di atas pohon tertulis sebuah frase yang menjadi judul buku itu. Ditulis dengan warna ungu berbunyi Berjuta Rasanya . Di atasnya lagi huruf dengan warna yang sama merangkai kata TERE LIYE . Berjuta Rasanya, karya terbaru dari penulis Tere Liye menjadi buk