Langsung ke konten utama

Maaf, Pria Baik-Baik Tidak Pakai Parfum

Sore ini, 11 April 2012, baru saja beberapa menit sebelum kalimat pertama ini ditulis, saya baru saya dikejutkan oleh sebuah ketukan di pintu kamar saya. Suara perempuan. Duh !. Dari ini saja perasaan saya sudah tak enak. Sebagai Pria Baik-Baik saya menolak tamu wanita yang datang mengunjungi kamar saya, tentu saja kecuali Ibu dan saudara saya. Tapi bukan itu saja yang jadi pikiran. Bagaimana bisa ada wanita masuk sampai menuju kamar saya ??. Kalau dia seorang fans tentu tak mungkin. (Maksudnya tak mungkin saya punya fans).

Dengan tanda tanya saya beranjak membuka pintu. Dan kekhawatiran saya terbukti. Malah semakin kaget karena ada 2 orang wanita di muka pintu saya. Keduanya membawa tas. Dan tanpa tunggu waktu lama salah satunya langsung membuka percakapan. “Maaf mas, bisa ganggu sebentar. Jangan takut, kami hanya ingin menawarkan produk”. Jangan takut ??. Rupanya wanita-wanita itu sadar diri kalau mereka sudah masuk rumah orang tanpa izin dan basa-basi. Saya tidak takut, tapi terganggu.

Terganggu karena pertama dua wanita tersebut berhiaskan riasan kosmetik yang agak mengganggu saya. Kedua, aroma minyak wanginya tidak nyaman di hidung saya. Ketiga, apalagi kalau bukan cara mereka masuk tanpa izin sebelumnya. Memang sih tadi pintu gerbang terbuka, tapi tetap saja perlu etika.

Mau tak mau saya keluar dan meladeni percakapan itu. Tapi tak butuh waktu lama untuk saya mempersilakan kedua “tamu” itu keluar. Tentu saja dengan bahasa yang halus. Pria Baik-Baik mana boleh bicara keras & kasar.

“Ingin menawarkan produk apa ?”. saya bertanya. “Produk parfum”. Wanita itu menjawab. “oh maaf, kebetulan saya tidak memakai parfum”. Mendengar jawaban itu kedua wanita langsung berbalik badan, tapi dari langkahnya saya merasa mereka sebenarnya masih ingin berdiplomasi dengan saya. Salah satunya malah tersenyum. Tapi sia-sia. Mau ditawari parfum dengan harga murah atau mahal, asli atau palsu, saya tak akan membeli. Karena kenyataan dan fakta nya saya bukan pemakain parfum. Baik dulu, maupun kini saya tak menggunakan parfum.

Dan jangankan mereka, keluarga saya pun “gagal” dan hampir menyerah setiap kali meminta saya mau menggunakan parfum. Sampai-sampai adik dan orang tua saya beberapa kali membelikan saya aneka parfum tapi akhirnya tak saya pakai meski saya terima. Ketidaknyamanan saya dengan parfum mungkin berawal dari ketidaknyamanan saya setiap mencium bau parfum yang seringkali terlalu menyengat. Hal yang kemudian membuat saya dari dulu hingga besar kini selalu berusaha menghindari penggunaan parfum.

Mungkin beda kalau yang datang tadi menawari produk bedak bayi. Karena kenyatannya sebagai pengganti parfum, dari dulu saya selalu menggunakan bedak bayi tabur, terutama merk My Baby dan Cussons. Bedak bayi itu hampir selalu ada di tas ke manapun saya pergi.

Jadi maaf untuk dua wanita yang tadi mengetuk pintu kamar saya. Maaf, saya tidak pakai parfum. Dan pelajaran yang dapat dipetik dari kejadian sore ini adalah, jangan lupa menutup pintu dan pagar rumah karena penjual nakal berkeliaran di sisi rumah atau kamar kos. Dan nasihat saya untuk teman-teman adalah jangan ragu menggunakan bedak bayi My Baby atau Cussons karena kedua produk itu aman bagi kulit pria. #%$*&)*!$@$&&()*@&( >.<

Komentar

  1. Terima kasih banyak atas infonya gan.
    Lumayan nambah elmu.

    Parfum Original :
    Parfum yang enak untuk Pria.


    ----------------

    BalasHapus
  2. Nice post.
    Ditunggu postingan2 berikutnya gan.

    Gema Parfum
    Parfum aroma bedak bayi.

    -----------

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

MILO CUBE, Cukup Dibeli Sekali Kemudian Lupakan

Alkisah, gara-gara “salah pergaulan" saya dibuat penasaran dengan Milo Cube. Akhirnya saya ikutan-ikutan membeli Milo bentuk kekinian tersebut.   Milo Cube (dok. pri). Oleh karena agak sulit menemukannya di swalayan dan supermarket, saya memesannya melalui sebuah marketplace online . Di berbagai toko online Milo Cube dijual dengan harga bervariasi untuk varian isi 50 cube dan 100 cube. Varian yang berisi 100 cube yang saya beli rentang harganya Rp65.000-85.000.   Pada hari ketiga setelah memesan, Milo Cube akhirnya tiba di tangan saya. Saat membuka bungkusnya saya langsung berjumpa dengan 100 kotak mungil dengan bungkus kertas hijau bertuliskan “MILO” dan “ENERGY CUBE”. Ukurannya benar-benar kecil. Satu cube beratnya hanya 2,75 gram, sehingga totalnya 275 gram.   Milo Cube yang sedang digandrungi saat ini (dok. pri). "Milo Kotak", begitu kira-kira terjemahan bebas Milo Cube (dok. pri). Tiba saatnya unboxing . Milo Cube ini berupa bubu

Sewa iPhone untuk Gaya, Jaminannya KTP dan Ijazah

Beberapa waktu lalu saya dibuat heran dengan halaman explore instagram saya yang tiba-tiba menampilkan secara berulang iklan penawaran sewa iPhone. Padahal saya bukan pengguna iPhone. Bukan seorang maniak ponsel, tidak mengikuti akun seputar gadget, dan bukan pembaca rutin konten teknologi. iPhone (engadget.com). Kemungkinan ada beberapa teman saya di instagram yang memiliki ketertarikan pada iPhone sehingga algoritma media sosial ini membawa saya ke konten serupa. Mungkin juga karena akhir-akhir ini saya mencari informasi tentang baterai macbook. Saya memang hendak mengganti baterai macbook yang sudah menurun performanya. Histori itulah yang kemungkinan besar membawa konten-konten tentang perangkat Apple seperti iphone dan sewa iPhone ke halaman explore instagram saya. Sebuah ketidaksengajaan yang akhirnya mengundang rasa penasaran. Mulai dari Rp20.000 Di instagram saya menemukan beberapa akun toko penjual dan tempat servis smartphone yang melayani sewa iPhone. Foto beberapa pelanggan

Berjuta Rasanya, tak seperti judulnya

“..bagaimana caranya kau akan melanjutkan hidupmu, jika ternyata kau adalah pilihan kedua atau berikutnya bagi orang pilihan pertamamu..” 14 Mei lalu saya mengunjungi toko buku langganan di daerah Gejayan, Yogyakarta. Setiba di sana hal yang pertama saya cari adalah majalah musik Rolling Stone terbaru. Namun setelah hampir lima belas menit mencarinya di bagian majalah saya tak kunjung mendapatinya. Akhirnya saya memutuskan untuk berjalan-jalan menyusuri puluhan meja dan rak lainnya. Jelang malam saya membuka tas dan mengeluarkan sebuah buku dari sana. Bersampul depan putih dengan hiasan pohon berdaun “jantung”. Sampul belakang berwarna ungu dengan beberapa tulisan testimoni dari sejumlah orang. Kembali ke sampul depan, di atas pohon tertulis sebuah frase yang menjadi judul buku itu. Ditulis dengan warna ungu berbunyi Berjuta Rasanya . Di atasnya lagi huruf dengan warna yang sama merangkai kata TERE LIYE . Berjuta Rasanya, karya terbaru dari penulis Tere Liye menjadi buk