Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2012

PANGGILAN TAK TERJAWAB

Halaman ini kosong, tak ada apa-apa karena hanya sebuah panggilan yang tak terjawab, tiada percakapan. Ketika kembali ke meja, saya sadar telah terlambat beberapa menit untuk mengetahui ada 3 panggilan masuk ke dalam HP biru ini, handphone yang sudah sangat jarang saya gunakan. Dari mana ?. Dari siapa ?. Nomor pendek dengan awalan yang tak lazim dan sesaat saya tahu ini bukan nomor dalam negeri. Berselang menit kini terjawab dari mana asal 3 panggilan tak dikenal itu. Mb Uci,  memberi tahu kalau nomor yang memanggil HP lama itu berasal dari Negeri Jiran. Jiran ?. Bagai kumpulan slide menampilkan potret-potret cerita masa lalu. Ingatan ini mundur ke belakang menuju  masa lama. Mungkinkan itu kamu ?. Tidak mungkin. Tapi jika benar itu kamu, lantas untuk apa ?. Maaf, waktu saya letakkan lagi HP itu tanpa ingin berbalik menghubungi. Saya tak ingin berkata semua itu terlambat, seperti halnya tak ada yang kebetulan. Di sini yang ada adalah k

PRIA BAIK-BAIK TIDAK MAKAN NASI

Halo semua, bagaimana puasanya ?. Alhamdulillah lancar ya, tetap semangat dan sehat. Apa makanan berbuka favorit kalian ?. Apakah langsung makan besar ?. Atau pemanasan dulu dengan kurma ?. Ngemil gorengan, kolak atau es buah ?. Atau ada yang sama seperti saya hari ini ?. Berbuka hanya dengan Buah, Tanpa nasi !.  Memang bisa ?. Boleh dicoba kok. Di bulan puasa biasanya saya baru makan besar di atas jam 8 malam. Dengan kata lain lebih sering membatalkan puasa dengan pendahuluan teh manis, sedikit kolak atau es buah atau tempe goreng. Tapi kondisi beberapa hari ini berbeda. Beberapa hari lalu kesehatan saya terganggu  dan baru kemarin sore pulang lagi ke kos. Namun Alhamdulillah masih bisa berpuasa karena obat diminum setelah berbuka atau jelang tengah malam dan saat sahur. Namun usai sehari kembali ke kos, badan  yang hari sebelumnya sudah merasa enak kembali bergejolak. Akhirnya setelah diingatkan via telepon oleh ibu  saya baru beranjak makan  nasi jelang pukul 9 malam

TAHU & TEMPE, ELEGI KEDAULATAN PANGAN INDONESIA

Saya teringat kalau di sebuah daerah  di balik pegunungan Menoreh Kulon Progo Yogyakarta, tempe adalah makanan mewah. Bukan karena hanya dimakan oleh kepala desa atau disajikan di acara hajatan, namun karena tingkat kesejahteraan masyarakatnya yang membuat sejak lama harga tempe di sana tak selalu bisa dijangkau. Lalu apalagi saat ini ?. Sebagai penggemar tahu dan tempe yang menjadikan keduanya menu wajib setiap hari, langkanya kedua makanan tersebut di pasaran tentu tidak saya inginkan. Tahu dan tempe terlanjur jadi makanan favorit untuk saya, melebihi daging ayam terenak sekalipun. Namun kini semua penggemar tahu tempe bisa jadi harus bersiap menghadapi puasa makanan kaya protein nabati tersebut. Melambungnya harga kedelai melatarbelakangi sekelompok perajin tahu dan tempe untuk kompak melakukan aksi mogok produksi selama 3 hari terhitung 25 Juli sampai 27 Juli 2012. Lantas mengapa harus melakukan pemogokan ?. Apakah harga bahan dasar kedelai tak sanggup lagi mereka jan

Ariel dan DARURAT PENGGEMAR Indonesia

Hari masih gelap  namun  ratusan orang sudah menanti di muka pintu. Seragam kaus merah menandakan mereka bukan massa tanpa identitas. Berbagai lagu yang ditembangkan, beberapa poster dan spanduk dibentangkan menandakan mereka datang bukan tanpa alasan. Maka saat esok hari datang lantas matahari beranjak siang, pintu itu terbuka, suara mereka pecah, euforiapun membuncah. Mereka menyambut seseorang bak pahlawan pulang dari laga perang. 23 Juli waktu Indonesia kemarin, Ariel bebas dari penjara. Vokalis band NOAH (dulu bernama Peterpan) yang dikenal flamboyan ini kembali bisa menghirup udara lega meski masih dengan syarat. Sebagai artis populer dengan banyak penggemar dan banyak sensasi, tak mengejutkan jika “kepulangan” Ariel dari rumah tahanan menjadi saat yang paling dinantikan. Bagi penggemar Ariel, 23 Juli kemarin laksana Hari Raya. Bagaimana tidak ?. Ratusan orang rela menanti dan bersusah-susahan demi menjadi saksi pintu tahanan itu terbuka mengembalikan idola mereka. Tua mu

PIN : Nomor yang Membuat Perkenalan (Pertemanan) Lebih Berarti

Lagi-lagi perkembangan teknologi melahirkan loncatan-loncatan baru dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia atau bahkan dunia. Memang tidak harus berupa loncatan yang ekstrim, namun harus diakui teknologi telah menyebabkan beberapa pergeseran nilai dan dinamika dalam kehidupan kita. Salah satu yang paling mencolok adalah lahirnya “generasi menunduk” yakni mereka yang memindahkan dunia ke dalam sebuah alat bertombol banyak bernama handphone. Mereka yang meringkas jarak dan kehidupan pada sebuah media bernama twitter dan facebook (baca tulisan saya sebelumnya "Generasi Menunduk" :  http://wardhanahendra.blogspot.com/2012/07/generasi-menunduk-mereka-yang-meringkas.html  ) Namun tak hanya generasi menunduk yang dilahirkan oleh kemajuan teknologi. Kemajuan zaman yang ditandai dengan hadirnya beragam alat penunjang eksistensi diri juga menghadirkan beberapa fenomena baru dalam kehidupan. Sekali lagi teknologi mengambil peran yang besar dan ikut mengarahkan pergeseran d

MALAM PERDANA

Hari sudah gelap. Butiran air gerimis menetes kecil dari langit membuat badan sedikit menggigil. Puluhan orang dari berbagai arah bejalan cepat menuju satu arah. Tua muda, kecil dewasa, laki-laki dan perempuan berderap cepat demi tak basah di jalan. Hari ini malam tarawih pertama. Surau itu tak terlalu besar. Hanya muat dua baris penuh memanjang ditambah beberapa baris kecil yang memuat 4 orang karena sebagian lainnya disekat dengan tirai berwarna hijau untuk jamaah putri. Hari ini malam tarawih pertama. Surau peuh sesak hingga ke teras. Entah kebetulan atau tidak baris pertama diisi oleh jamaah yang rata-ratanya sudah beruban, mungkin usianya sudah di atas 60 tahun. Sementara di belakangnya berbaris jamaah yang lebih muda berisi bapak-bapak, tentu saja ada pengecualian untuk seorang berbatik biru di sudut sana. Rapatnya baris pertama dan kedua diikuti oleh barisan kecil di belakangnya yang banyak diisi remaja dan anak-anak. Jamaag putri ternyata lebih banyak dibanding la

SEPOTONG SORE DI RUMAH COKLAT

Betah ya mba di Rumah Coklat ? Saya bukan penggemar coklat seperti jamak pula saya kurang menyenangi makanan manis. Maka saat sore ini sampai ke Rumah Coklat saya hanya ingin merasakan seperti apa sajian cafe yang kata banyak orang, termasuk teman-teman saya, cukup enak dan patut dicoba. Dengan kata lain tempat ini "Recommended".  Rumah Coklat adalah cafe yang menghidangkan beragam sajian ringan olahan Coklat mulai dari bentuk minuman hingga es krim. Rumah Coklat terletak di Jln. Cik Dik Tiro Yogyakarta, hanya selemparan batu di sebelah barat Rumah Sakit Panti Rapih, bersebelahan dengan Laboratorium Kesehatan Pramitha, tak jauh di selatan Bunderan Kampus UGM. Saya tak berekspektasi tinggi tentang rasa sajian makanan yang diolah dari biji buahbernama latin  Theobroma cacao  ini. Namun demikian saya ingin mencobanya, setidaknya jika suatu saat ditanya “apakah pernah ke Rumah Coklat ?”, saya bisa dengan bangga menjawab “iya” (meski baru sekali). Lumayan kan setidaknya

PERBEDAAN

Sejatinya tulisan ada karena sms seseorang yang masuk ke HP Nokia saya kemarin malam. Sebut saja Indah, nama sebenarnya, usianya yang lebih muda dari saya membuat kami beberapa kali terlibat perbincangan seperti halnya saudara. Beberapa hal ia ceritakan pada saya, yang paling sering soal asmaranya beserta segala macam bumbu seperti perkelahian antar wanita (berkelahi beneran), cinta segitiga dan sebagainya. Saya sering “terhibur”mendengar cerita-cerita itu darinya. Daripada menonton kisah sinetron, kisah Indah ini lebih nyata. Dan semalam dia mengirim sms bahagia. Bahagia dari sudut pandang dirinya karena usai jalinan asmara lamanya kandas dengan meninggalkan banyak kisah sinetron, kini ia mengaku bisa merasai lagi indahnya cinta. Sekali lagi cinta menurut sudut pandang dirinya. Namun rasanya yang ini begitu menggembirakan untuknya. Alasan pastinya hanya ia yang tahu, namun satu yang terbaca dari bunyi smsnya semalam adalah bahagia karena tembok perbedaan yang menjadi batas pem

MENGGEMARI itu biasa, MENGHARGAI baru LUAR BIASA

“Eh minta link download nya dong..”. “Asyiiiikk..akhirnya bisa download lagunya kak Smash, bagus ! ayo Smashblast yg belum download di sini ^.^/” “Halo kak, maaf tanya kak, lagunya sudah bisa didownload nggak ??”. “Horee..sudah lihat video klipnya Yoni & Nina di Dahsyat..jadi nggak sabar buat download nya !!” “Huaaaaaaaaa..lagu barunya mas Yono yg judulnya kupu-kupu keren dinyanyikan sama Angie, ada yang tahu donwload di mana ??” Saya yakin kita pernah seperti itu. Sayapun demikian, tentu dengan ekpresi yang tidak seekspresif demikian, Pria Baik-Baik kan jaga sikap. Dulu ketika mendengar lagu-lagu bagus hal pertama yang berusaha saya ingat adalah nama penyanyi dan judul lagunya. Lalu bergegas menuju komputer. Terus googling. Search. Tunggu beberapa menit. Copy dan play. Kini saya biasanya memilih membuka youtube untuk memutar MV sebuah lagu. Atau dengan mendengarkan radio saja saya sudah cukup puas mendengarkan lagu-lagu dari banyak penyanyi dan grup.

GADIS BERKARDIGAN-BERPITA BIRU

wahai gadis manis berkardigan biru... tanpa kardigan, ikat rambutnya berwana biru..ku tertegun, dia tersipu memandang ke arahku. Paragraf pertama ini disalin dari sebuah buku harian. 15 Juli. Saya ada di depan Gedung Istana Kepresidenan Yogyakarta. Beberapa saat lalu saat bersandar tegak pada pagar hitam gedung, 2 orang turis membuyarkan lamunan. Dalam bahasa Inggris yang logatnya seperti bukan dari Inggris, turis wanita menghampiri dan bertanya di mana Keraton lalu bagaimana menuju ke sana. Saya butuh beberapa detik untuk menjawabnya, untuk mengumpulkan kesadaran setelah pulang dari lamunan, untuk menerjemahkan maksud pertanyaan. Saya lalu menjawab. “Ya, kamu berjalan lurus saja, di sana kamu bisa bertanya pada informasi/resepsionis dan membayar tiket untuk dapat masuk ke Keraton..”. Tentu saja dalam bahasa Inggris meski entahlah apa mereka mengerti apa yang saya ucapkan. Yang pasti turis wanita lalu berucap : “Okay, excellent..”, lalu berlalu. Saya ??. Sejenak saya berta

KAHITNA DAN TRANSFORMASI IMAGE METRO TV

Tulisan ini ada sesaat setelah saya menonton Metro TV dan terpana menatap Raisa di sana. Saya terpana bukan saja karena paras cantik Raisa yang anggun mengenakan gaun pramugari serba putih atau suaranya yang merdu serta lagunya yang bagus, namun juga karena tata panggungnya yang simple namun mewah. Lebih dari itu balutan musik pengiring yang dibawakan secara live oleh orkestra di belakangnya. Bergizi. Begitulah saya menyebut pertunjukkan musik Deluxe Simphony di Metro TV. Program musik Deluxe Simphony yang menampilkan Raisa itu adalah edisi yang kedua setelah yang pertama ditayangkan 8 April lalu. Edisi berikutnya tak kalah dahsyat karena menghadirkan penyanyi idola saya Hedi Yunus dan Rita Effendy yang keduanya adalah vokalis & eks vokalis KAHITNA. Meski merupakan program musik baru di Metro TV, Deluxe Simphony bukanlah acara musik dengan kemasan orkestrasi yang pertama dibuat & ditayangkan di TV Indpnesia. Saya yakin yang menyimak Deluxe Simphony Metro TV akan m