Langsung ke konten utama

DIKJUT BiOSC 2013: RAHASIA DAPUR

Luar Biasa adalah ketika sanggup menghabiskan semuanya dalam sekejap
Ketika melihat foto di atas saya menyimpan senyum untuk sebuah hal yang boleh jadi tak banyak yang tahu dan memang hanya orang-orang dapur dan beberapa saksi mata yang mengerti apa saja yang terjadi selama “makanan” itu dibuat dan disajikan. Baiklah mari kita coba simak perjalanan kreatif tim masak dalam meramu “aneka bahan” hingga akhirnya semuanya masuk ke dalam perut peserta.


silakan artikan sendiri makna ekspresi salah satu juru masak di atas
Berkali-kali atau mungkin sepanjang proses memasak, dapur cukup “ramai” dengan histeria beberapa wanita yang mengklaim diri mereka jagoan masak. Sesekali mereka menampilkan keahlian mengiris bawang dan sayuran meski sebenarnya standar banget sih. Hanya karena mereka mengklaim jago masak maka semuanya pun pura-pura terpana, demi menyenangkan hati mereka saja ^^. Sementara sebenarnya beberapa orang yang kebetulan sepanjang itu menyaksikan mereka beraksi hanya berdoa semoga makanan yang disajikan nantinya tak membuat petugas P3K kewalahan. Saya bahkan sempat berseloroh kepada para pemasak dan semua yang ada di dapur agar selama para peserta dan panitia makan, yang lain harus bersiaga menyiapkan P3K, minimal obat sakit perut.

Camp saat itu sangat sepi, seluruh peserta ada di bawah bersama sebagian panitia. Hanya para wanita yang mengaku pandai memasak itu dan kami para “pengawas” yang ada di dapur. Ini bukan masalah gula pasir yang tertukar garam, cabe yang terlalu banyak atau mie matang dan mie mentah yang dicampurkan demi mempercepat waktu. Bukan itu, tapi tentang sesuatu yang agak menggelikan untuk saya ceritakan ulang dan khawatir akan “melukai perasaan” para juru masak hebat yang dimiliki BiOSC ^^b. Secara pendek mari kita bayangkan apa jadinya jika ada benda-benda yang tidak seharusnya dipakai untuk memasak tapi dengan sangat manis digunakan untuk menyiapkan hidangan kemarin ?. Apa jadinya jika “benda-benda” yang tidak seharusnya ada di makanan tapi ikut menjadi bahan yang membumbui masakan?.

Tapi sepertinya itu tak menjadi soal ketika melihat semuanya dengan cepat dan lahap bisa menghabiskan makanannya. Syukurlah kekhawatiran saya tidak terbukti, tak ada yang teriak minta obat sakit perut kepada P3K. Berarti makanannya memang (mungkin) “enak”. Namun demikian saya perlu menyampaikan sebuah fakta bahwa sebagian juru masak kemarin adalah mereka yang tahun lalu di acara yang sama mencetak prestasi hebat, yakni gagal membuat telur dadar. Dan beruntung Amalina tak ikut memasak kali ini
karena dia bahkan gagal membedakan minyak goreng dan minyak tanah yang diambilnya di dapur kemarin.

Akhirnya jika masakan kemarin itu enak dan itu terpancar dari wajah-wajah bahagia di bawah ini, berarti tim masak BiOSC memang layak menyebut dirinya jago masak ^^. Namun jika ada yang setelah itu merasakan aneh di mulut atau untuk beberapa saat perut bergemuruh, maka itu adalah konsekuensi dari semua ini.


Dalam remang sejumlah rahasia tersimpan
Tak hanya dalam proses memasak saja hal-hal ajaib dan super kreatif itu dilakukan oleh para juru masak. Pada tahap penyajian yang dilakukan secara “rahasia” di dalam tenda pun konspirasi sesungguhnya terjadi. Ada beberapa rekaman untuk itu, tapi satu video ini semoga bisa membuka sebagian “proses kreatif” di balik makanan-makanan yang disajikan kemarin. 


Saya tidak mengatakan tentang nasi mentah yang dicampur dengan yang sudah masak atau benda-benda aneh yang masuk ke dalam wajan dan panci selama memasak. Saya hanya mengatakan ada banyak “rahasia dapur “ yang disimpan oleh para juru masak itu.

Selanjutnya :

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MILO CUBE, Cukup Dibeli Sekali Kemudian Lupakan

Alkisah, gara-gara “salah pergaulan" saya dibuat penasaran dengan Milo Cube. Akhirnya saya ikutan-ikutan membeli Milo bentuk kekinian tersebut.   Milo Cube (dok. pri). Oleh karena agak sulit menemukannya di swalayan dan supermarket, saya memesannya melalui sebuah marketplace online . Di berbagai toko online Milo Cube dijual dengan harga bervariasi untuk varian isi 50 cube dan 100 cube. Varian yang berisi 100 cube yang saya beli rentang harganya Rp65.000-85.000.   Pada hari ketiga setelah memesan, Milo Cube akhirnya tiba di tangan saya. Saat membuka bungkusnya saya langsung berjumpa dengan 100 kotak mungil dengan bungkus kertas hijau bertuliskan “MILO” dan “ENERGY CUBE”. Ukurannya benar-benar kecil. Satu cube beratnya hanya 2,75 gram, sehingga totalnya 275 gram.   Milo Cube yang sedang digandrungi saat ini (dok. pri). "Milo Kotak", begitu kira-kira terjemahan bebas Milo Cube (dok. pri). Tiba saatnya unboxing . Milo Cube ini berupa bubu

Sewa iPhone untuk Gaya, Jaminannya KTP dan Ijazah

Beberapa waktu lalu saya dibuat heran dengan halaman explore instagram saya yang tiba-tiba menampilkan secara berulang iklan penawaran sewa iPhone. Padahal saya bukan pengguna iPhone. Bukan seorang maniak ponsel, tidak mengikuti akun seputar gadget, dan bukan pembaca rutin konten teknologi. iPhone (engadget.com). Kemungkinan ada beberapa teman saya di instagram yang memiliki ketertarikan pada iPhone sehingga algoritma media sosial ini membawa saya ke konten serupa. Mungkin juga karena akhir-akhir ini saya mencari informasi tentang baterai macbook. Saya memang hendak mengganti baterai macbook yang sudah menurun performanya. Histori itulah yang kemungkinan besar membawa konten-konten tentang perangkat Apple seperti iphone dan sewa iPhone ke halaman explore instagram saya. Sebuah ketidaksengajaan yang akhirnya mengundang rasa penasaran. Mulai dari Rp20.000 Di instagram saya menemukan beberapa akun toko penjual dan tempat servis smartphone yang melayani sewa iPhone. Foto beberapa pelanggan

Berjuta Rasanya, tak seperti judulnya

“..bagaimana caranya kau akan melanjutkan hidupmu, jika ternyata kau adalah pilihan kedua atau berikutnya bagi orang pilihan pertamamu..” 14 Mei lalu saya mengunjungi toko buku langganan di daerah Gejayan, Yogyakarta. Setiba di sana hal yang pertama saya cari adalah majalah musik Rolling Stone terbaru. Namun setelah hampir lima belas menit mencarinya di bagian majalah saya tak kunjung mendapatinya. Akhirnya saya memutuskan untuk berjalan-jalan menyusuri puluhan meja dan rak lainnya. Jelang malam saya membuka tas dan mengeluarkan sebuah buku dari sana. Bersampul depan putih dengan hiasan pohon berdaun “jantung”. Sampul belakang berwarna ungu dengan beberapa tulisan testimoni dari sejumlah orang. Kembali ke sampul depan, di atas pohon tertulis sebuah frase yang menjadi judul buku itu. Ditulis dengan warna ungu berbunyi Berjuta Rasanya . Di atasnya lagi huruf dengan warna yang sama merangkai kata TERE LIYE . Berjuta Rasanya, karya terbaru dari penulis Tere Liye menjadi buk