Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2014

Imaji di Stasiun Kereta Api

Menunggu memang sering membosankan. Tak terkecuali menunggu kereta api. Beruntung saat ini di hari biasa kereta api jarang mengalami keterlambatan kecuali jika terjadi kerusakan gerbong atau insiden selama perjalanan. Namun hal itu bukanlah jaminan menanti kereta di stasiun bebas dari rasa bosan. Bagi mereka yang sedang diburu waktu dan rindu, berharap kereta segera tiba seperti ingin mengedipkan mata lalu saat membuka kereta sudah tiba. Apalagi bagi raga yang sudah lelah dan ingin segera sampai di rumah, setengah jam menanti kereta tiba seperti rentang waktu yang sangat lama.   Salah satu cara paling asyik untuk mengusir bosan saat menanti kereta tiba adalah dengan menikmati suasana. Stasiun adalah tempat yang tak pernah jeda menghadirkan cerita. Jika mau mengamati, stasiun kereta api adalah tempat di mana banyak imaji tersaji. Apalagi bagi mereka yang gemar mengambil gambar. Apapun yang dilihat itulah yang dinikamti. Dan menikmati suasana, bentuk serta keindahan bangun

Blusukan ke Pasar Kanoman Cirebon

Sebelum berangkat ke Cirebon, pasar ini sudah saya tandai sebagai destinasi untuk dikunjungi. Saya ingin membuktikan bahwa keberadaan pasar gede selalu menjadi pengikat antara keraton dan masyarakatnya. Beberapa referensi yang saya baca menyebutkan pasar gede menjadi “tetenger” alias penanda sebuah keraton di Jawa. Pasar dalam kebudayaan keraton adalah perwujudan kemakmuran rakyat yang menjadi tanggung jawab raja atau sultan. Di Yogyakarta tetenger itu ada pada Pasar Beringharjo. Sementara di Surakarta ada Pasar Gedhe Hardjonegoro. Dan ternyata pasar gede penanda keraton juga dimiliki oleh Cirebon, yaitu Pasar Kanoman. Pasar Kanoman berjarak sekitar 3 km dari pusat kota Cirebon. Dari ujung Jalan Karanggetas dan Pasuketan, Pasar Kanoman berada di sudut kampung Pekalipan. Sejumlah pedagang kaki lima dan makanan yang memadati trotoar Jalan Pasuketan menjadi penanda kawasan Pasar Kanoman. Layaknya sebuah pasar gede, Pasar Kanoman juga memiliki keistimewaan tersendiri. Sepe

Kata Siapa Kereta Api Bebas Pedagang Asongan?

Akhirnya saya kembali merasakan naik kereta api. Layanan kereta api memang bertambah baik, terutama pada kebersihan, ketertiban dan fasilitas gerbong. Misalnya, kini di gerbong termurah pun yakni ekonomi tersedia dua kontak listrik di setiap dua pasang bangku. Pendingin udara di setiap gerbong juga lumayan membuat nyaman, berbeda pada tahun 2012 saat saya merasakan putaran kipas angin tak cukup mengusir gerah berkepanjangan. Kamar mandinya pun kini lebih manusiawi, setidaknya secara berkala ada petugas yang membersihkan dan memberikan pengharum selama kereta berjalan.     Namun dari banyak perubahan layanan di atas gerbong kereta, satu hal yang patut dicermati adalah keberadaan pedagang asongan. PT. KAI melalui beberapa daerah operasi dan stasiun-stasiun di wilayah operasionalnya masing-masing menerapkan kebijakan yang cukup revolusioner tentang pedagang asongan di dalam stasiun termasuk di dalam peron, ruang tunggu dan gerbong kereta. Tentu saja kebijakan ini beruj

Di Bawah Langit Cirebon

    Hari sudah gelap ketika kaki saya menginjak tanah Cirebon untuk pertama kalinya pada 28 Maret 2014 yang lalu. Menumpang kereta api ekonomi senja Bengawan, saya berangkat dari stasiun Lempunyangan Yogyakarta pukul 16.30 WIB. Enam jam kemudian keretapun tiba di tujuan. Inilah pengalaman saya pertama kali menjejak tanah Cirebon untuk melihat wajah kotanya.   Selain beberapa penumpang yang turun bersama saya dan sedikit orang yang sedang duduk di peron menunggu kereta malam, suasana stasiun Cirebon Prujakan sudah cukup sepi. Sambil berjalan meninggalkan kereta saya bertanya ke seorang petugas keamanan stasiun tentang alat transportasi yang bisa saya gunakan untuk menuju penginapan yang berjarak 1,5 km dari stasiun Prujakan. Dengan jarak hanya 1,5 km sebenarnya kaki saya sudah biasa melangkah, tapi berhubung malam sudah menginjak pukul 21.30 WIB dan gerimis sempat turun, sayapun belum mengenal Cirebon, niat untuk berjalan kaki menuju penginapan saya lupakan.   Mel