Langsung ke konten utama

Inovasi "Smart Tourism" untuk Memacu Kota Cerdas Yogyakarta

Dalam beberapa tahun terakhir Indonesia kian gencar mengembangkan kota cerdas atau smart city. Setelah menetapkan beberapa kota utama sebagai rintisan kota cerdas, kini pemerintah menginisiasi 100 kota cerdas di berbagai daerah. Pemerintah melalui Bappenas mengerahkan Kementerian Komunikasi dan Informasi, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Kementerian Koperasi dan UKM, untuk melaksanakan program tersebut.

Suasana di sekitar Tugu Pal Putih di Kota Yogyakarta yang dipadati oleh wisatawan.
Kota Cerdas memang menjadi pilihan rasional untuk menghadapi tantangan zaman, sekaligus sebagai solusi atas permasalahan kota dan penduduknya yang semakin kompleks. Prinsip kota cerdas adalah tercapainya kenyamanan dan keamanan kehidupan kota beserta penduduknya melalui pembangunan yang efektif dan berkelanjutan. Kota cerdas menempatkan inovasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai elemen penting untuk mengatasi permasalahan serta meningkatkan kualitas kehidupan bersama.

***
Yogyakarta adalah salah satu kota yang sejak awal diharapkan mampu menjadi kota cerdas. Kota utama di Daerah Istimewa Yogyakarta ini dianggap memiliki modal yang cukup untuk mentransformasikan gagasan kota cerdas ke dalam bentuk nyata kehidupan kotanya.

Sayangnya, hingga sekarang transformasi Yogyakarta sebagai kota cerdas belum memuaskan. Dalam aspek tertentu Yogyakarta memang tampak sedang menuju kota cerdas. Misalnya melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam sistem pemerintahan. Tapi itu saja belum cukup untuk membangun kota cerdas. Keterbukaan informasi pemerintahan dan pelayanan online hanya satu bagian kecil dari indikator kota cerdas.

Di luar aspek pemerintahan tersebut, kota cerdas Yogyakarta bisa dikatakan masih samar. Jika ditanyakan kepada masyarakat Yogyakarta, barangkali banyak jawabannya justru berupa pertanyaan balik tentang bagaimana kota tempat mereka tinggal akan menjadi kota yang cerdas.

Pada saat yang sama, permasalahan yang membelenggu Yogyakarta dirasakan semakin pelik sehingga mengurangi kenyamanan kota. Masalah kemacetan, keamanan, hingga pembangunan yang dikritik kurang berwawasan pada penataan kota dan ruang publik yang baik, semua itu bertolak belakang dengan semangat kota cerdas. Dengan kata lain, Yogyakarta sebenarnya masih memiliki pekerjaan berat untuk mewujudkan kota cerdas.

Mengapa bisa demikian? Apa yang menahan laju Yogyakarta untuk menjadi kota cerdas? 

Perlu ditekankan bahwa meski kota cerdas merupakan program nasional, tapi kunci utamanya terletak pada komitmen setiap daerah dan pemimpinnya. Komitmen itu bisa dinilai antara lain dengan menyiapkan rancangan atau konsep kota cerdas yang tepat. Terkait kota cerdas Yogyakarta yang masih samar, barangkali disebabkan oleh belum jelasnya konsep kota cerdas ala Yogyakarta itu sendiri. Dengan demikian, hal pertama yang perlu dilakukan oleh Yogyakarta adalah mematangkan konsep tentang bentuk kota cerdas yang sesuai dengan keistimewaan daerahnya. 

Smart Tourism
Pertanyaan berikutnya, apa bentuk kota cerdas yang cocok untuk Yogyakarta? 

Sebuah kota cerdas harus memiliki daya saing dan mampu mengoptimalkan potensi  atau keunggulan yang dimiliki. Pengembangan kota cerdas juga harus mencerminkan visi daerahnya. Visi Kota Yogyakarta adalah sebagai “Kota Pendidikan Berkualitas, Berkarakter dan Inklusif, Pariwisata Berbasis Budaya, dan Pusat Pelayanan Jasa, yang Berwawasan Lingkungan dan Ekonomi Kerakyatan”. 

Jika diringkas visi tersebut mengandung empat pilar, yaitu pendidikan, pariwisata, budaya, dan jasa. Dari keempatnya pariwisata bisa dioptimalkan sebagai kerangka kota cerdas Yogyakarta. Transformasi kota cerdas Yogyakarta bisa dipacu dengan mengembangkan smart tourism. 

Bukan berarti kota cerdas Yogyakarta hanya akan fokus pada infrastruktur obyek wisata. Smart tourism justru akan mendorong efek berantai dengan terjadinya penguatan elemen lainnya, terutama budaya dan mobilitas kota. Penguatan dua hal tersebut akan memperteguh identitas kota cerdas Yogyakarta sekaligus meningkatkan daya saing wisatanya.

Dalam penerapannya, smart tourism Yogyakarta bisa menonjolkan nilai-nilai budaya yang selama ini memang sudah menjadi unggulan pariwisata Yogyakarta. Hal sederhana seperti menampilkan motif batik dan foto-foto landmark Yogyakarta di badan bus Transjogja bisa ditiru untuk diterapkan di tempat-tempat lain. Misalnya, memperbanyak etalase budaya di bandara, stasiun kereta api, terminal bus, hotel-hotel, dan ruang-ruang publik. Event-event budaya yang banyak digelar di Yogyakarta juga perlu dikemas secara lebih profesional dengan memaksimalkan promosi secara cerdas.

Cagar Budaya dan Museum Sebagai Percontohan
Proyek percontohan smart tourism Yogyakarta bisa dilakukan di kawasan cagar budaya dan museum. Pertama-pertama pemerintah Kota Yogyakarta perlu melakukan penataan, pendataan, dan revitalisasi kawasan cagar budaya dan museum. Kemudian informasi tentang kawasan cagar budaya serta museum tersebut harus tersedia secara lengkap dan bisa diakses dengan mudah melalui situs web atau portal wisata yang menarik. 

Museum Benteng Vredeburg di jantung kawasan Malioboro Kota Yogyakarta.
Setiap kawasan perlu dilengkapi wifi gratis. Tersedianya internet selain memudahkan wisatawan mengakses informasi, juga menimbulkan gairah untuk berbagi melalui media sosial tentang keunikan kawasan yang sedang dikunjungi. Untuk fasilitas wifi gratis Pemerintah Kota Yogyakarta bisa mendorong provider-provider telekomunikasi yang selama ini cenderung fokus menyediakan hotspot di pusat kota agar mulai beralih ke kawasan-kawasan cagar budaya dan museum-museum yang tersebar di berbagai penjuru kota.

Kawasan wisata dalam hal ini cagar budaya dan museum perlu ditunjang dengan teknologi seperti CCTV yang bisa memantau keadaan secara realtime. Melalui CCTV kepadatan wisatawan juga bisa dikendalikan karena jumlah pengunjung yang berlebihan akan mengancam keberadaan cagar budaya.
Aplikasi mobile perlu dikembangkan untuk mendukung smart tourism sebagai bagian dari kota cerdas Yogyakarta.


Untuk mengoptimalkan smart tourism harus ada aplikasi mobile yang efektif, menarik, dan interaktif. Aplikasi “Jogja Smart City” dan “Jogja Istimewa” yang saat ini tersedia di google playstore bisa menjadi titik tolak aplikasi smart tourism Yogyakarta. Syaratnya kedua aplikasi tersebut harus dikembangkan agar lebih baik, lengkap dan sesuai dengan kondisi terbaru di Yogyakarta. 

Aplikasi smart tourism tidak hanya berisi daftar destinasi wisata dan event-event budaya, tapi juga menyediakan informasi penunjang lainnya. Misalnya layanan bahasa, layanan transportasi dan jarak yang akurat, informasi harga tiket dan fasilitas yang tersedia, kepadatan di tempat wisata, dan alternatif tempat wisata terdekat. Agar wisatawan mendapat gambaran dan pengalaman yang lebih berkesan, video 360 derajat dan augmented reality perlu dihadirkan secara lebih detail dan lengkap di aplikasi.
Budaya tumbuh di Kota Yogyakarta adalah modal untuk mewujudkan kota cerdas melalui smart tourism.
Melalui aplikasi smart tourism wisatawan juga bisa memberikan umpan balik atau rating secara langsung terhadap suatu destinasi dan layanan wisatanya. Rating ini akan menjadi bahan evaluasi bagi pengelola wisata sekaligus menjadi pertimbangan bagi wisatawan lain yang ingin berkunjung.

Butuh Transportasi Cerdas
Smart tourism Yogyakarta membutuhkan transportasi yang cerdas, artinya transportasi yang menjamin kepastian dan kemudahan dalam melakukan mobilitas. Selama ini wisatawan maupun masyarakat Yogyakarta sering mengalami kesulitan untuk mencapai kota maupun menuju tempat-tempat wisata karena masalah kemacetan dan transportasi publik yang terbatas.

Melalui pendekatan smart tourism, Yogyakarta bisa terus mendorong perbaikan mobilitas kota dengan menitikberatkan pada peningkatan kualitas pelayanan transportasi publik. Memang sudah sudah ada upaya untuk mengatasi masalah kemacetan dan transportasi, seperti perbaikan jalan, rekayasa lalu lintas, dan penambahan bus Trans Jogja beserta rute atau jangkauan wilayah perjalanannya. Namun, masih ada tantangan utama untuk menghadirkan transportasi cerdas di Yogyakarta, yaitu inovasi teknologi informasi dan komunikasi.

Inovasi tersebut berupa aplikasi di smartphone yang ditujukan untuk mengoptimalkan perjalanan. Melalui aplikasi transportasi cerdas masyarakat dan wisatawan bisa mendapatkan pilihan rute dan moda transportasi terbaik untuk pergi ke tujuan. Kepadatan lalu lintas dan kemacetan bisa diketahui secara realtime disertai perkiraan waktu kapan kondisi akan kembali normal. Ini sangat berguna bagi wisatawan untuk merencanakan perjalanan berkeliling Kota Yogyakarta.

Tidak sedikit wisatawan yang terpaksa mengurungkan niatnya mengunjungi kawasan wisata karena kebingungan menemukan tempat parkir yang masih bisa memuat kendaraan. Oleh karena itu, aplikasi transportasi cerdas juga harus menyediakan informasi lokasi kantung parkir terdekat dan kapasitasnya secara realtime.

Aplikasi transportasi cerdas harus terhubung dengan sistem jaringan Trans Jogja sebagai moda transportasi publik utama di Yogyakarta. Wisatawan dan masyarakat pengguna Trans Jogja bisa mendapatkan perkiraan secara akurat tentang halte terdekat, waktu tunggu, waktu perjalanan, dan jumlah bus Trans Jogja yang sedang aktif melayani setiap rute.
Informasi tentang tempat parkir dan kapasitas tampungnya harus bisa diketahui secara realtime melalui aplikasi mobile.


Untuk mendukung smart tourism, Bus Trans Jogja yang dilengkapi GPS harus dapat dipantau melalui aplikasi mobile di smartphone.
Tentu saja hal tersebut harus diikuti beberapa penyesuaian, antara lain memastikan semua bus Trans Jogja dilengkapi GPS dan mengatur jadwal perjalanan Trans Jogja secara lebih efektif. Selama ini jadwal perjalanan Trans Jogja disesuaikan dengan waktu kegiatan mayoritas masyarakat Yogyakarta. Nantinya pada masa puncak musim liburan jadwal perjalanan Trans Jogja bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan kebiasaan kunjungan wisatawan ke tempat-tempat wisata. Misalnya, pelayanan diperpanjang untuk mengakomodasi wisatawan yang pulang setelah menyaksikan event budaya yang berlangsung hingga larut malam.

Aplikasi transportasi cerdas juga perlu memfasilitasi pembayaran Trans Jogja dengan fitur NFC mobile. Saat ini sudah banyak smartphone yang dilengkapi teknologi NFC sehingga terbuka peluang pembayaran secara digital dengan mendekatkan smartphone pada mesin pembayaran.
***
Selain hal-hal yang sudah dijelaskan di atas, Yogyakarta juga harus mengembangkan  pusat komando cerdas yang aktif selama 24 jam untuk memantau kejadian-kejadian penting, terutama di tempat-tempat wisata, ruang publik, dan fasilitas umum. Melalui  pusat komando cerdas Pemerintah Kota Yogyakarta juga bisa memperhatikan informasi di media sosial yang berasal dari masyarakat dan wisatawan untuk kemudian ditanggapi. 

Dengan adanya pusat komando cerdas, setiap keluhan seperti pelanggaran tarif parkir, harga makanan dan minuman di kawasan wisata yang tidak masuk akal, bus Trans Jogja yang ugalan-ugalan, dan gangguan lalu lintas bisa ditindaklanjuti secara cepat. Pusat komando cerdas yang terintegrasi dengan aplikasi mobile dilengkapi dengan fitur permintaan pertolongan darurat kepada kepolisian. Melalui fitur ini wisatawan dan masyarakat bisa meminta pertolongan jika mengalami pencopetan, pembegalan, dan gangguan-gangguan keamanan lainnya.
Area pejalan kaki di Malioboro.
Terakhir yang tak kalah penting adalah mensosialisasikan konsep smart tourism Yogyakarta agar masyarakat bisa memahami bentuk kota cerdas daerah mereka. Adanya pemahaman bersama diharapkan membangkitkan kepedulian masyarakat untuk turut serta mewujudkan kota cerdas. Masyarakat yang aktif dan memiliki inisiatif adalah bagian yang penting dari sebuah kota cerdas. Dengan segala keistimewaan yang melekat pada daerah dan masyarakatnya, Yogyakarta semestinya bisa segera menjadi kota cerdas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MILO CUBE, Cukup Dibeli Sekali Kemudian Lupakan

Alkisah, gara-gara “salah pergaulan" saya dibuat penasaran dengan Milo Cube. Akhirnya saya ikutan-ikutan membeli Milo bentuk kekinian tersebut.   Milo Cube (dok. pri). Oleh karena agak sulit menemukannya di swalayan dan supermarket, saya memesannya melalui sebuah marketplace online . Di berbagai toko online Milo Cube dijual dengan harga bervariasi untuk varian isi 50 cube dan 100 cube. Varian yang berisi 100 cube yang saya beli rentang harganya Rp65.000-85.000.   Pada hari ketiga setelah memesan, Milo Cube akhirnya tiba di tangan saya. Saat membuka bungkusnya saya langsung berjumpa dengan 100 kotak mungil dengan bungkus kertas hijau bertuliskan “MILO” dan “ENERGY CUBE”. Ukurannya benar-benar kecil. Satu cube beratnya hanya 2,75 gram, sehingga totalnya 275 gram.   Milo Cube yang sedang digandrungi saat ini (dok. pri). "Milo Kotak", begitu kira-kira terjemahan bebas Milo Cube (dok. pri). Tiba saatnya unboxing . Milo Cube ini berupa bubu

Sewa iPhone untuk Gaya, Jaminannya KTP dan Ijazah

Beberapa waktu lalu saya dibuat heran dengan halaman explore instagram saya yang tiba-tiba menampilkan secara berulang iklan penawaran sewa iPhone. Padahal saya bukan pengguna iPhone. Bukan seorang maniak ponsel, tidak mengikuti akun seputar gadget, dan bukan pembaca rutin konten teknologi. iPhone (engadget.com). Kemungkinan ada beberapa teman saya di instagram yang memiliki ketertarikan pada iPhone sehingga algoritma media sosial ini membawa saya ke konten serupa. Mungkin juga karena akhir-akhir ini saya mencari informasi tentang baterai macbook. Saya memang hendak mengganti baterai macbook yang sudah menurun performanya. Histori itulah yang kemungkinan besar membawa konten-konten tentang perangkat Apple seperti iphone dan sewa iPhone ke halaman explore instagram saya. Sebuah ketidaksengajaan yang akhirnya mengundang rasa penasaran. Mulai dari Rp20.000 Di instagram saya menemukan beberapa akun toko penjual dan tempat servis smartphone yang melayani sewa iPhone. Foto beberapa pelanggan

Berjuta Rasanya, tak seperti judulnya

“..bagaimana caranya kau akan melanjutkan hidupmu, jika ternyata kau adalah pilihan kedua atau berikutnya bagi orang pilihan pertamamu..” 14 Mei lalu saya mengunjungi toko buku langganan di daerah Gejayan, Yogyakarta. Setiba di sana hal yang pertama saya cari adalah majalah musik Rolling Stone terbaru. Namun setelah hampir lima belas menit mencarinya di bagian majalah saya tak kunjung mendapatinya. Akhirnya saya memutuskan untuk berjalan-jalan menyusuri puluhan meja dan rak lainnya. Jelang malam saya membuka tas dan mengeluarkan sebuah buku dari sana. Bersampul depan putih dengan hiasan pohon berdaun “jantung”. Sampul belakang berwarna ungu dengan beberapa tulisan testimoni dari sejumlah orang. Kembali ke sampul depan, di atas pohon tertulis sebuah frase yang menjadi judul buku itu. Ditulis dengan warna ungu berbunyi Berjuta Rasanya . Di atasnya lagi huruf dengan warna yang sama merangkai kata TERE LIYE . Berjuta Rasanya, karya terbaru dari penulis Tere Liye menjadi buk